Melihat Keceriaan Bocah Singkil Saat Banjir

Aceh Singkil | Kamis, 15 Maret 2018

GELAK tawa terdengar di tengah derai hujan yang membasahi tanah Aceh Singkil, Sabtu (7/1). Segerombolan bocah korban banjir di Desa Pemuka, Singkil, sudah tampak basah kuyup. Mereka bersalto, berenang dang saling menyerang dengan air menjadi rutinitas para bocah pagi itu. Anak-anak usia sekolah dasar tersebut hanya beranjak manakala perut keroncongan. Tubuh mereka mengigil, namun tetap bertahan dalam kubangan air.

Hanya rutinitas itulah yang dapat mengisi hari-hari para bocah melewati musibah banjir yang selalu menjadi langganan Aceh Singki. Kondisi ini membuat mereka tak bersekolah dan mengaji karena ruangannya tergenang air. Bosan mandi di genangan air banjir, bocah lainnya berinisiatif membuat permainan. Tentu saja tak jauh-jauh dari arena kubangan air. Seperti membuat rakit dari batang pisang, menyusun jerigen yang selanjutnya ditumpangi mengarungi banjir.

Para orang tua pun ikut membantu menghibur anak mereka dengan membuat rakit berbahan batang pisang daripada sang anak termenung di rumah. “Ini namanya rakit dari batang pisang. Ayah yang buatkan,” kata Pongah, bocah asal Desa Pemuka, sambil mendayung rakit batang pisang dalam kubangan banjirsaat hujan deras mengguyur.

Tawa Pongah berderai ketika jepretan foto mengabadikan tingkahnya. Ia tampak makin semangat mendayung rakit batang pisang sambil berdiri menerobos kepungan banjir yang merendam tempat tinggalnya. Anak-anak Singkil, seolah telah menyatu dengan banjir langganan yang menggenangi permukiman. Walau usianya belia rata-rata para bocah ini ahli berenang, sehingga tak pernah terdengar hanyut terbawa air bah.

Memasuki hari ketiga kemarin, banjir yang menggenangi Aceh Singkil sudah mulai surut. Seperti di jalan Singkil-Singkil Utara hanya tinggal satu titik yang masih sulit dilewati kendaraan, yakni di depan halte Ujung Bawang. Kedalaman air mencapai sepaha. Sedangkan jalan di depan perumahan Rekompak, kedalamannya tinggal semata kaki. “Jalan yang terendam cukup dalam tinggal di depan halte Ujung Bawang,” kata Arif warga Singkil.(dede rosadi)

Tags 

Editor: bakri

Sumber: Serambi Indonesia